Pencarian Minyak dan Gas Bumi
Eksplorasi terhadap minyak dan gas bumi sudah dimuali dari
jaman dahulu. Pada awalnya mereka tidak melakukan pencarian akan minyak bumi
ini karena sangat mudah didapatkan bahkan sampai terinjak ataupun lengket di
kaki mereka. Karena pada awalnya kita tidak menggunakannya. Seiring berjalannya
waktu manusia dapat mengaplikasikan minyak bumi ini mulai dari bahan bakar,
senjata, atau lainnya.
Ketika keberadaanya di permukaan bumi sudah mulai
berkurang, maka dari dimulailah suatu pencarian mulai dari menggali tanah
dengan cara konvensional dan sampai sekarang dengan menggunakan berbagai alat
canggih untuk dapat menggali lebih dalam lagi.
Seiring bertambahnya tahun serta kemampuan manusia untuk
mencari sumber daya ini, para geologis mempelajari untuk mencari hidrokarbon
tidak hanya pada tempat dimana mereka biasa menemukannya sampai pada tempat
yang mirip dengan tempat pencarian sebelumnya. Dimana pada dasarnya minyak dan
gas bumi memiliki kerapatan yang lebih rendah disbanding air maka keberdaaanya
akan selalu di atas permukaan air pada suatu formasi yang impermeable(sulit
dialiri fluida) keadaan ini disebut Trap.
Para geologis menyadarinya ketika minyak dan gas bumi terkadang
didapatkan pada suatu formasi bebatuan yang mula mulanya datar mengalami pelipatan menjadi sebuah kubah. Adapun
beberapa istilah kondisi pada eplorasi minyak dan gas bumi:
- Trap sebuah kubah yang menghalangi pergerakan
minyak dan gas ke atas permukaan.- Reservoir celah celah dan bebatuan permeable yang mengandung hidrokarbon.
- Charge antara lain :
- Source rock formasi bebatuan yang
mengandung unsur organik
- Generation kondisi temperature dan
tekanan untuk mengubah unsur organic menjadi hidrokarbon
- Migration jalur hidrokarbon untuk
berpindah dari source rock ke reservoir
- Seal Bagian
bebatuan yang impermeable dimana menjaga hidrokarbon tetap pada reservoir- Preservation kondisi dimana mempertahankan keadaan natural dari hidrokarbon
Ketika kodisi diatas semua tercapai maka dapat dikatakan
kemungkinan adanya hidrokarbon di suatu formasi sangat besar. Para geofisik biasanya
melakukan berbagai survey untuk mengetahui petroleum indicator pada suatu
daerah. Dengan mengkorelasikan antara seismic data dengan informasi dari sumur,
para geofisik dapat menentukan struktur formasi. Kemudian para petrofisik
menganalisa hasil logging dari sumur untuk menentukan volume dan tipe dari
sedimen dan fluida yang terdapat pada formasi serta kemampuan formasi menghasilkan hidrokarbon. Setelah itu paleontologis mengamati fosil yang didapat
untuk mengetahui umur dan pengendapan pada formasi. Para geokimia menialai
source rock untuk menghasilkan hidrokarbon.
Gambar 1. Syarat untuk
munculnya suatu hidrokarbon
Hasil dari berbagai survey
diatas dikomputasi menjadi suatu model yang disebut petroleum system models
yang dapat menentukan potensi terdapatnya hidrokarbon, volume da nisi bersama
informasi yang terkandung didalamnya dapat memnentukan peluang kesuksesannya.
Gambar 2. Map peluang
terdapatnya sebuah hidrokarbon
Keberadaan minyak dan gas bumi didapat
pada bagian bawah dari suatu Salt layer atau kubah dengan ketebalan ratusan
kaki. Pada akhirnya keberhasilan setiap
eksplorasi yang dilakukan tidak lepas dari para ahli serta kecanggihan
teknologi yang digunakan.
Sumber
: Schlumberger Oilfield review summer 2011 : 23 no. 2
Comments